Bila kita membuat bibit kelapa sawit, yakni menumbuhkan kecambah kelapa sawit, maka hampir pasti akan ada yang tumbuh dengan tidak baik atau gagal, meskipun asalan bibit adalah dari bibit unggul yang resmi. Bibit yang gagal ini harus diafkir atau dibuang, karena tidak layak untuk ditanam. Bila dipaksakan, maka akan berakibat tidak baik bagi produksi TBS nantinya.
Proses penyortiran bibit kelapa sawit yang gagal ini dilakukan pada dua tahapan, yakni ketika masih di prenursery (bibit kecil/bebi) dan sesudah di tahap main nursery (bibit besar).
Adapun penyebab gagalnya bibit tumbuh dengan baik atau jadi menyimpang antara lain dapat diakibatkan oleh faktor genetis (keturunan), kerusakan mekanis, salah penanganan, serangan hama dan penyakit, serta kesalahan kultur teknis. Berikut beberapa kesalahan teknis penanaman yang menyebabkan bibit tumbuh abnormal :
- Penanaman kecambah terbalik, bakal daun ditanam ke arah bawah.
- Kecambah ditanam terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat atau terlalu dangkal sehingga akar menggantung.
- Tanah mengandung bebatuan (tidak disaring), sehingga mengganggu akar
- Tanah terlalu basah, karena air tidak terbuang dari kantong plastik atau penyiraman tidak sempurna (terlalu keras dan banyak atau terlalu sedikit).
Angka rerata bibit yang gagal ini adalah antara 6%-15%. Bibit yang mati harus dibuang dan bibit yang gagal harus diafkir untuk dimusnahkan.
Adapun ciri-ciri bibit pada prenursery yang termasuk kategori bibit gagal adalah :
- Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves).
- Anak daunnya bergulung kearah longitudinal (rolled leaves).
- Pertumbuhan bibit memanjang (erreted), terputar (twisted shoot), tumbuh kerdil, lemah, dan lambat (insufficient growth, dwarfish).
- Daunnya kusut (crinkled), anak daun tidak mengembang, membulat, dan menguncup (collante).
- Rusak karena serangan penyakit tajuk (crown disease)
Proses seleksi di tahap ini dilakukan pada saat umur bibit dua bulan dan pada saat akan dipindahkan ke polibag besar.
Adapun ciri-ciri bibit kelapa sawit yang menyimpang pada tahap main nursery adalah :
- Bibit yang memanjang kaku (errectic), tinggi melebihi rata-rata, dan daunnya kaku.
- Bibit yang permukaannya rata (flat) dan daun muda lebih pendek.
- Bibit yang merunduk (limp).
- Bibit yang daunnya tidak membelah (fused leaflet).
- Anak daun pendek (short leaflet), sempit, dan selalu menggulung.
Seleksi di main nursery dilakukan dalam empat tahap sebagai berikut :
- Setelah bibit berumur 2 bulan.
- Setelah bibit berumur 4 bulan.
- Setelah bibit berumur 8 bulan.
- Saat bibit dipindahkan ke lapangan.
Proses seleksi bibit sawit besar ini biasanya akan mengambil korban sebesar 8%-12%.
Dari perhitungan di atas, maka para pembibit haruslah menyediakan restan atau cadangan paling tidak sebesar 27%. Ditambah dengan persediaan untuk tanaman sisipan yang jumlahnya bisa mencapai 15%, maka pembibit secara global harus membibitkan kecambah sawit lebih banyak 42% dari kebutuhan jumlah tanaman sawit di lapangan. Menurut kami, jumlah terbaik adalah 150%. Artinya, bila lahan perkebunan petani cukup untuk 100 pohon kelapa sawit, maka ia harus membibitkan kecambah sebanyak 150 butir.
0 komentar:
Posting Komentar